PARBOABOA, Jakarta – Menteri Investasi Rosan Roeslani mengungkap rencana besar perluasan investasi antara Indonesia dan Yordania, mulai dari pengembangan proyek fosfat di Gresik hingga tawaran langsung Raja Abdullah II kepada Indonesia untuk masuk dalam megaproyek pipanisasi gas dan jalan tol di Yordania.
Menteri Investasi Rosan Roeslani menegaskan bahwa Indonesia dan Yordania telah lama bekerja sama dalam pengelolaan fosfat untuk kebutuhan pupuk nasional.
Dalam kolaborasi strategis tersebut, Yordania telah menanamkan modal hingga 50 persen. Rosan menyampaikan hal ini di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (15/11/2025), seraya menuturkan bahwa Yordania tengah mendorong agar kemitraan tersebut diperluas.
Menurut Rosan, nilai investasi yang telah berjalan mencapai sekitar US$250 juta. Kolaborasi fosfat yang berlokasi di Gresik dan melibatkan Petrokimia Gresik ini disebut memberikan keuntungan sekitar US$20 juta. Keberhasilan itu menjadi pendorong utama bagi kedua negara untuk memperbesar skala kerja sama.
Selain memperkuat investasi di dalam negeri, Rosan menambahkan bahwa Indonesia juga tengah mempertimbangkan peluang untuk masuk sebagai investor pada sektor fosfat dan potas di Yordania.
Kajian dan evaluasi internal sedang dilakukan untuk menilai kelayakan dan dampak investasi tersebut terhadap pasokan bahan baku pupuk nasional.
Perkuat Hubungan Strategis
Kunjungan kenegaraan Raja Abdullah II ibn Al Hussein yang berlangsung sejak Jumat (14/11/2025) menjadi momentum penting bagi penguatan hubungan ekonomi kedua negara.
Presiden Prabowo Subianto menjamu langsung sang raja di Istana Negara, sementara pertemuan tambahan dilakukan dengan pengurus Danantara yang membahas sejumlah peluang investasi di Yordania.
Rosan, yang juga menjabat sebagai CEO BPI Danantara, mengungkap bahwa Raja Abdullah menawarkan beberapa proyek strategis kepada Indonesia.
Salah satu yang paling besar adalah pembangunan pipanisasi gas dengan nilai investasi sekitar US$1 miliar. Proyek ini dinilai memiliki potensi pengembalian yang menarik dan sejalan dengan kebutuhan energi kawasan.
Investasi Logistik Masuk Agenda
Tidak hanya proyek energi, Yordania juga membuka peluang kerja sama dalam pembangunan jalan tol senilai US$300 juta, serta proyek di sektor logistik.
Meski nilai investasinya belum disebutkan secara rinci, Rosan menegaskan bahwa semua peluang ini akan dijajaki dengan skema business-to-business agar tercipta kerja sama yang sehat dan menguntungkan.
Rosan menuturkan bahwa Danantara akan melakukan evaluasi komprehensif terhadap tawaran investasi tersebut sebelum mengambil keputusan akhir.
Ia juga menyampaikan bahwa pihaknya diundang langsung oleh Raja Abdullah untuk mengunjungi Yordania pada Desember mendatang guna membahas lanjutan peluang kerja sama.
Ia menegaskan bahwa hubungan ekonomi Indonesia–Yordania telah terjalin lama dan menunjukkan perkembangan yang positif.
