Misi Kemanusiaan: 2.000 Warga Gaza Akan Dirawat di Pulau Galang

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi memberikan keterangan pers di Kantor PCO, Gedung Kwarnas, Jakarta, Kamis (7/8/2025). (Foto: Dok. ANTARA)

PARBOABOA, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen kemanusiaan Indonesia dengan mengarahkan penyediaan layanan medis bagi 2.000 korban perang dari Gaza.

Mereka akan dirawat di Pulau Galang, Kepulauan Riau, lokasi yang sebelumnya digunakan sebagai pusat karantina COVID-19.

Instruksi tersebut diungkapkan oleh Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi, dalam keterangannya di Jakarta pada Kamis, (7/08/2025).

Ia menjelaskan bahwa korban yang akan menerima perawatan merupakan mereka yang mengalami luka serius akibat serangan bom, reruntuhan bangunan, serta trauma fisik lainnya yang ditimbulkan oleh agresi militer di wilayah tersebut.

“Presiden kemarin memberikan arahan untuk membantu pengobatan warga Gaza. Mereka yang luka-luka, yang terkena reruntuhan atau ledakan, akan kita bantu,” ujar Hasan.

Pulau Galang bukan nama baru dalam catatan penanganan krisis kemanusiaan di Indonesia.

Pulau ini pernah menjadi tempat pengungsian pengungsi Vietnam pada era 1980-an, serta difungsikan sebagai pusat isolasi dan karantina pasien COVID-19 selama masa pandemi.

Dengan pengalaman tersebut, Pulau Galang dinilai siap kembali menjalankan fungsi strategisnya sebagai lokasi pemulihan korban luka dari Gaza.

Hasan menyebut bahwa rumah sakit dan fasilitas penunjang yang tersedia di pulau tersebut sangat memadai untuk menangani pasien dengan kebutuhan pengobatan jangka menengah.

Lokasinya yang relatif terisolasi juga dinilai ideal untuk menjaga keamanan serta privasi pasien.

“Di sana sudah ada rumah sakit dan infrastruktur medis lainnya. Juga bisa menampung keluarga pasien yang ikut mendampingi, tanpa mengganggu permukiman warga lokal,” lanjut Hasan.

Misi Kemanusiaan

Hasan menekankan bahwa program ini bukanlah bentuk evakuasi permanen, melainkan murni misi kemanusiaan.

Pemerintah Indonesia tidak akan memindahkan penduduk Gaza secara permanen ke Indonesia. Setelah pengobatan selesai dan pasien dinyatakan sembuh, mereka akan dikembalikan ke Gaza.

“Ini bukan relokasi atau pemindahan warga. Ini hanya operasi kemanusiaan. Setelah sembuh, mereka akan kembali ke Gaza,” tegasnya.

Langkah ini, menurut Hasan, mencerminkan semangat solidaritas Indonesia terhadap penderitaan rakyat Palestina, sekaligus menunjukkan posisi Indonesia di panggung internasional sebagai negara yang aktif dan humanis dalam merespons krisis global.

Sebagai bagian dari pelaksanaan kebijakan tersebut, Presiden Prabowo telah menugaskan dua kementerian utama, Kementerian Pertahanan dan Kementerian Luar Negeri untuk menyiapkan sistem dan mekanisme pelaksanaan proses pengobatan ini.

Persiapan menyangkut prosedur medis, logistik evakuasi, hingga diplomasi antarnegara, semuanya akan ditangani secara terkoordinasi.

Langkah kemanusiaan ini merupakan kelanjutan dari pernyataan Presiden Prabowo sebelumnya terkait kesiapan Indonesia mengevakuasi warga sipil dari Jalur Gaza.

Dalam pernyataannya sebelum bertolak ke Uni Emirat Arab pada Rabu (9/4), Prabowo menyebut Indonesia siap mengangkut sekitar 1.000 warga Gaza dalam gelombang pertama evakuasi.

Mereka yang akan dievakuasi adalah korban luka berat, anak-anak yatim piatu, serta warga yang mengalami trauma psikologis akibat kekerasan bersenjata yang berkepanjangan.

“Kami siap akan kirim pesawat-pesawat untuk mengangkut mereka. Kami perkirakan jumlahnya 1.000 untuk gelombang pertama,” ucap Prabowo.

Editor: Norben Syukur
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS