Puji Seragam Sekolah Rakyat, Prabowo Tegaskan Peran Pendidikan untuk Putus Rantai Kemiskinan

Presiden Prabowo Subianto (kiri) menyapa guru-guru Sekolah Rakyat saat acara retret Sekolah Rakyat di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jakarta, Jumat (22/8/2025). (Foto: Dok. ANTARA)

PARBOABOA, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto memuji penampilan seragam murid dan guru Sekolah Rakyat saat menghadiri acara retret Sekolah Rakyat di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (22/8) malam.

Acara ini diikuti ribuan pendidik dari berbagai daerah sekaligus menjadi momentum bagi Prabowo menegaskan komitmen pemerintah dalam memperluas pembangunan Sekolah Rakyat (SR) sebagai upaya memutus rantai kemiskinan di Indonesia.

Dalam kesempatan itu, Prabowo terlihat terkesan dengan penampilan murid-murid Sekolah Rakyat yang tampil dalam paduan suara dengan seragam jas merah marun lengkap dengan baret, kemeja putih, dan dasi senada.

Sementara guru dan kepala sekolah tampil gagah dengan seragam dinas lapangan berwarna hijau tua, dipadukan dengan baret dan sabuk hitam.

“Saya masuk ruangan, kaget ada marching band pakai seragam gagah-gagah begini. Lebih kaget lagi saya lihat para menteri juga ikut berpakaian seperti komponen cadangan,” ujar Prabowo yang disambut tawa hadirin.

Tak hanya sekadar busana, seragam itu dinilai mampu menumbuhkan rasa percaya diri baik bagi siswa maupun tenaga pendidik.

Menteri Sosial Saifullah Yusuf, yang turut hadir, menegaskan bahwa jas almamater merah marun bagi siswa dipilih untuk memberi kebanggaan.

“Anak-anak kita gagah sekali ketika mengenakan jas almamater. Ini bukan pilihan yang salah,” kata Saifullah.

Penopang Karakter

Selain jas almamater, murid Sekolah Rakyat memiliki delapan setel seragam yang digunakan untuk beragam kegiatan, mulai dari seragam sekolah, pramuka, olahraga, batik, hingga pakaian tidur untuk siswa yang tinggal di asrama.

Guru pun mendapatkan beberapa jenis seragam, termasuk pakaian dinas lapangan dan seragam batik.

Menurut Saifullah, kelengkapan seragam ini bukan sekadar formalitas, tetapi simbol kesetaraan dan penguatan karakter.

“Dengan seragam ini, anak-anak bisa lebih percaya diri, merasa setara, dan siap bersaing dengan siapa pun,” ujarnya.

Pembekalan Guru

Acara di JIExpo Kemayoran itu diikuti langsung oleh 2.221 guru dan 154 kepala sekolah dari Aceh hingga Papua.

Mereka mendapatkan pembekalan langsung dari Presiden Prabowo mengenai visi besar Sekolah Rakyat.

Dalam pidatonya, Prabowo menyatakan kebanggaan karena pemerintah berhasil mendirikan 100 Sekolah Rakyat hanya dalam beberapa bulan, dan menargetkan 65 sekolah tambahan beroperasi pada September mendatang.

“Saya terkesan, hari ini kita sudah punya 100 Sekolah Rakyat yang berdiri dan beroperasi. September nanti, akan tambah 65 lagi. Tahun depan kita targetkan 200 sekolah,” kata Prabowo.

Lebih lanjut ia mengatakan, pembangunan Sekolah Rakyat adalah upaya strategis pemerintah untuk memutus rantai kemiskinan absolut.

“Kita bekerja keras untuk menghilangkan kemiskinan dari bumi Indonesia. Melalui pendidikan, anak-anak bisa mengangkat keluarganya keluar dari jerat kemiskinan,” tegasnya.

Selain memperbanyak jumlah Sekolah Rakyat, pemerintah juga berencana mendirikan sekolah unggulan di setiap kabupaten.

Prabowo menilai peran guru dan kepala sekolah sangat vital dalam menyiapkan generasi penerus bangsa.

Menteri Sosial Saifullah Yusuf, yang akrab disapa Gus Ipul, turut memberikan arahan. Ia menyebut ada tiga kunci untuk memahami Sekolah Rakyat.

Pertama, memuliakan rakyat kecil dengan memberi fasilitas sekolah unggulan dan pelayanan terbaik agar mereka tumbuh percaya diri.

Kedua, menjangkau lapisan masyarakat yang selama ini sulit terakses pendidikan berkualitas.

Ketiga, membuat yang semula tidak mungkin menjadi mungkin dengan menumbuhkan harapan dan membuka peluang baru.

“Sekolah Rakyat ini miniatur pengentasan kemiskinan terpadu. Ada makan bergizi gratis, layanan kesehatan, hingga jaminan sosial. Tidak hanya anak-anak, orang tua siswa juga akan diberdayakan melalui koperasi desa,” jelas Gus Ipul.

Target dan Capaian

Saat ini, 100 Sekolah Rakyat telah beroperasi di berbagai wilayah Indonesia. Jumlah itu akan bertambah menjadi 165 pada September mendatang.

Dengan kapasitas 15.895 siswa, 2.407 guru, dan 4.442 tenaga kependidikan, program ini diharapkan menjadi tonggak penting bagi pemerataan akses pendidikan.

Dengan konsep pendidikan yang terintegrasi serta dukungan program sosial, pemerintah optimistis Sekolah Rakyat mampu menjadi motor penggerak pengentasan kemiskinan, sekaligus melahirkan generasi muda Indonesia yang percaya diri, mandiri, dan berdaya saing.

Editor: Norben Syukur
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS