PARBOABOA, Jakarta - Bagi para pecinta buku, terutama yang memiliki ketertarikan di dunia arsitektur dan desain, menemukan ruang baca yang nyaman dan menginspirasi bisa jadi seperti menemukan harta karun.
Di balik ramainya kehidupan urban di Tangerang dan Jakarta Barat, tersembunyi sebuah perpustakaan yang tidak hanya memanjakan mata, tapi juga menstimulasi pikiran dan rasa ingin tahu. Namanya OMAH Library, atau yang akrab disebut “Guha”.
Terletak di kawasan Meruya, Tangerang, OMAH Library awalnya bukanlah perpustakaan pada umumnya.
Tempat ini berawal dari ruang belajar para arsitek, yang kemudian dibuka untuk publik oleh sang pemilik, arsitek Realrich Sjarif.
Uniknya, perpustakaan ini berada di area yang sama dengan rumah tinggal Realrich, menjadikannya sebagai ruang pribadi yang dibagikan dengan penuh kehangatan kepada masyarakat umum.
Karena lokasinya yang agak tersembunyi, kamu perlu melakukan reservasi terlebih dahulu sebelum berkunjung, dan nantinya akan dijemput oleh petugas saat sampai di depan gerbang.
Sekilas dari luar, mungkin kamu tak akan menyangka bahwa bangunan ini menyimpan atmosfer intelektual yang begitu kuat.
Begitu masuk ke dalam, nuansa modern dan minimalis langsung terasa. Ruang-ruang di desain sedemikian rupa agar mendukung aktivitas membaca, meneliti, bahkan berdiskusi.
Dengan pencahayaan alami yang masuk dari jendela-jendela besar, suasana di dalam perpustakaan ini terasa hangat dan tenang, kombinasi yang sangat ideal untuk tenggelam dalam bacaan.
Meski terlihat mungil, OMAH Library sebenarnya terdiri dari tiga lantai. Setiap lantai memiliki karakter dan fungsi yang berbeda.
Lantai utama difokuskan untuk aktivitas membaca, dengan meja-meja kayu, rak-rak buku tinggi, dan spot-spot nyaman untuk menyendiri ataupun berdiskusi dalam kelompok kecil.
Di lantai atas, ada ruang baca kecil yang sangat ikonik dengan jendela besar sebagai titik fokus. Di sini, kamu bisa membaca dengan cahaya matahari sebagai penerangan alami, sebuah pengalaman membaca yang langka di tengah kota.
Namun, daya tarik OMAH Library tak berhenti di suasana atau desain interiornya. Koleksi buku di sini benar-benar mencerminkan kecintaan pemiliknya terhadap dunia arsitektur dan desain.
Dari buku-buku teori arsitektur, sejarah kota, desain interior, hingga karya-karya urban planning, semuanya tersusun rapi, siap untuk memperluas wawasan pengunjungnya.
Tak heran jika perpustakaan ini menjadi destinasi wajib bagi mahasiswa arsitektur, desainer, atau siapa pun yang tertarik pada dunia visual dan ruang.
Bagi kamu yang menyukai suasana yang lebih interaktif, OMAH Library juga sering mengadakan berbagai diskusi, pemutaran film dokumenter, hingga sesi berbagi pengalaman bersama tokoh-tokoh dunia arsitektur.
Di lantai bawah, pengunjung bisa menonton dokumenter tentang bagaimana perjalanan sang arsitek membangun dan merancang ruang ini.
Ada juga ruang pameran kecil berisi karya seni dari seniman lokal maupun internasional, serta mainan edukatif yang bisa dinikmati anak-anak.
Selain di Meruya, OMAH Library juga memiliki cabang di Jakarta Barat yang bernama Guha Boboto. Meskipun lokasinya berbeda, semangatnya tetap sama dengan menyediakan ruang eksplorasi pengetahuan yang estetik, tenang, dan membumi.
Apa yang membuat OMAH Library benar-benar istimewa adalah perpaduan antara konsep ruang pribadi dan ruang publik. Ia bukan hanya tempat menyimpan buku, tapi juga menyimpan ide, inspirasi, bahkan cerita perjalanan hidup seseorang.
Di balik dinding-dinding beton yang hangat dan desain interior yang bersih, tersimpan semangat untuk terus belajar, berbagi, dan tumbuh bersama.
Bagi kamu yang sedang mencari tempat untuk melarikan diri sejenak dari kebisingan kota, memperluas pengetahuan, atau sekadar menikmati waktu tenang dengan buku dan secangkir kopi, OMAH Library adalah tempat yang layak masuk dalam daftar kunjunganmu.
Siapa bilang perpustakaan hanya tempat membosankan dengan rak berdebu? Di OMAH Library, kamu akan menemukan definisi baru tentang membaca, sebuah pengalaman ruang yang tak hanya mencerahkan pikiran, tapi juga menenangkan jiwa.