Menteri Pariwisata Apresiasi Keberlanjutan TIFF 2025 sebagai Simbol Kebanggaan Indonesia

Semarak Tomohon International Flower Festival (TIFF) 2025 di Kota Tomohon. (Foto: Dok. Kemenpar)

PARBOABOA, Jakarta - Gelaran Tomohon International Flower Festival (TIFF) 2025 di Kota Tomohon berlangsung semarak. 

Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana, menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, Pemerintah Kota Tomohon, serta seluruh elemen masyarakat yang menjaga keberlanjutan festival bunga berskala internasional ini.

"Semangat kolaboratif inilah yang sejalan dengan arah kebijakan nasional dalam pengembangan event unggulan daerah," ujar Widiyanti saat memberikan sambutan pada pembukaan TIFF, Sabtu (9/8/2025).

Festival ini kembali masuk ke dalam daftar Kharisma Event Nusantara (KEN) untuk keempat kalinya secara berturut-turut, sehingga menegaskan reputasinya sebagai ajang unggulan yang berkualitas. 

Peserta berasal dari berbagai kalangan, mulai dari komunitas seni, instansi pemerintah, perusahaan swasta, hingga perwakilan dari luar negeri, termasuk Jepang, Amerika Serikat, Turki, Albania, dan Filipina.

"TIFF menjadi panggung inklusif bagi siapa saja yang ingin mempromosikan pariwisata melalui karya seni. Festival ini juga menciptakan multiplier effect yang dirasakan langsung oleh masyarakat," tambahnya.

Pembukaan TIFF diawali dengan Tarian Kolosal Anak Maesaan Wo Kawangunan, yang mengisahkan sejarah berdirinya Kota Tomohon. 

Perpaduan adat, budaya, dan anugerah tanah subur tercermin dalam parade 30 float flower dan karnaval busana bunga segar dengan desain kreatif, melewati jalur protokol hingga berakhir di Stadion Babe Palar. 

Seluruh bunga yang digunakan berasal dari petani lokal, sementara dekorasinya ditangani para kreator asli Tomohon.

Kementerian Pariwisata ikut serta dalam parade, mengusung tema budaya ikonik dari Riau, pacu jalur, yakni lomba perahu tradisional yang merepresentasikan kekompakan, semangat kolektif, dan warisan budaya.

"Semoga festival ini terus tumbuh sebagai simbol kebanggaan Indonesia. Dari Tomohon kita kirim pesan kepada dunia, inilah Indonesia: indah dalam keberagaman, kuat dalam sinergi, besar dalam budaya," tegas Widiyanti.

Ia menegaskan pemerintah pusat akan terus mendukung penguatan tata kelola event daerah seperti TIFF, baik melalui peningkatan kapasitas SDM, penguatan ekosistem kreatif, maupun promosi internasional. 

Langkah ini juga selaras dengan Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang mendorong penguatan ekosistem pariwisata melalui Koperasi Merah Putih.

Gubernur Sulawesi Utara, Yulius Selvanus, menekankan bahwa pesona ribuan bunga di Tomohon terwujud berkat kolaborasi petani, pelaku pariwisata, dan pemerintah. 

Ia berharap sinergi ini diperkuat melalui dukungan teknologi, akses pasar internasional bagi petani bunga, pelatihan branding untuk pelaku ekonomi kreatif, dan pengembangan infrastruktur terintegrasi.

"Ini adalah tonggak penggerak pertumbuhan ekonomi dengan memanfaatkan festival sebagai daya tarik wisata. Kita dorong peningkatan kunjungan mancanegara, perluasan lapangan kerja, serta pertumbuhan UMKM berbasis budaya lokal," ungkap Yulius.

Antusiasme pengunjung juga terlihat, salah satunya Ratna Donggori dari Papua. Ia mengaku sebelumnya hanya mengenal TIFF lewat televisi dan YouTube, sehingga kali ini datang langsung bersama keluarga untuk menyaksikan kemeriahan festival.

"Semoga TIFF lebih bagus lagi, lebih ramai lagi, dan partisipasi dari berbagai pihak semakin luas," ujarnya.

TIFF 2025 berlangsung selama lima hari, 8–12 Agustus, dengan agenda tambahan seperti Kongres Citynet Chapter Indonesia, Diplomatic Tour, dan Tourism Trade and Floriculture Expo.

Acara ini turut dihadiri Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi, Wali Kota Tomohon Caroll Senduk, delegasi dari berbagai negara sahabat, dan para pemangku kepentingan. 

Mendampingi Menpar, hadir pula Deputi Bidang Pengembangan Penyelenggara Kegiatan Kementerian Pariwisata, Vinsensius Jemadu.

Apa itu TIFF?

Tomohon International Flower Festival (TIFF) pertama kali digelar pada tahun 2008. Pada awalnya, ajang ini diselenggarakan dua tahun sekali, yakni pada 2010, 2012, dan 2014. 

Mulai 2015, festival ini diakui oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Republik Indonesia sebagai agenda tahunan resmi yang tercatat dalam kalender nasional.

Akar sejarah TIFF dapat ditelusuri dari perayaan HUT Kota Tomohon pada Januari 2006. Saat itu, pemerintah kota mengadakan pawai kendaraan hias bertabur bunga yang melintasi jalan protokol. 

Antusiasme warga begitu tinggi sehingga di bulan Agustus tahun yang sama, pawai kembali diadakan dengan melibatkan lebih dari 600 kendaraan bermotor, bendi, dan pedati sapi yang dihiasi bunga hasil kreasi masyarakat.

Bunga telah lama menjadi bagian dari identitas dan gaya hidup masyarakat Tomohon. Keindahan ini kemudian diangkat sebagai daya tarik utama pariwisata daerah. 

Melihat dampak positif serta dukungan luas dari masyarakat, Pemerintah Kota Tomohon meluncurkan Tournament of Flowers pada 2008, sebuah langkah strategis yang sejalan dengan cetak biru pengembangan pariwisata Sulawesi Utara.

Momentum besar datang pada 14 Januari 2007 ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Hj. Ani Yudhoyono berkunjung ke Tomohon. 

Mereka berdialog dengan para petani dan perangkai bunga, sekaligus memberikan dukungan untuk meningkatkan kesejahteraan petani lokal. 

Tak lama kemudian, pada 23 Januari 2007, Ibu Hj. Mufidah Jusuf Kalla, istri Wakil Presiden Jusuf Kalla secara resmi membuka pameran bunga dan lomba merangkai bunga. 

Beliau juga menanam secara simbolis Phaius (anggrek kelapa), yang telah ditetapkan Kementerian Pertanian sebagai bunga khas Kota Tomohon.

TIFF dirancang untuk mendongkrak kunjungan wisatawan, baik dari dalam negeri maupun mancanegara, sekaligus memperkenalkan Tomohon, Sulawesi Utara, dan Indonesia ke panggung dunia. 

Festival ini rutin berlangsung setiap 8–12 Agustus, dengan serangkaian kegiatan bertema bunga yang meriah.

Persiapan penyelenggaraan dilakukan melalui koordinasi antara Pemerintah Kota Tomohon, Kementerian Pariwisata, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, serta dukungan sponsor dari BUMN, BUMD, dan sektor swasta.

Dukungan juga mengalir dari pemerintah daerah lain di seluruh Indonesia, pelajar, mahasiswa, komunitas kreatif, dan tentu saja para wisatawan yang selalu menantikan kemegahan parade bunga setiap tahunnya.

Editor: Defri Ngo
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS