Letusan Beruntun Gunung Lewotobi Laki-laki Lumpuhkan Aktivitas Warga dan Bandara di NTT

Gunung Lewotobi laki-laki yang terletak di Kabupaten Flores Timur, NTT kembali meletus. (Foto: dok. PVMBG)

PARBOABOA, Jakarta - Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, kembali menunjukkan aktivitas vulkanik yang intens dan mengancam keselamatan warga. 

Dalam dua hari berturut-turut, gunung ini meletus hebat dengan lontaran abu vulkanik dan material pijar yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat di sekitarnya, termasuk menutup akses penerbangan.

Letusan pertama terjadi pada Senin (7/7/2025), pukul 11.05 WITA. Kolom abu tercatat membumbung hingga 18.000 meter di atas puncak, atau sekitar 19.584 meter dari permukaan laut. 

Letusan ini memicu suasana gelap gulita selama sekitar 15 menit di sejumlah desa lereng gunung akibat tebalnya abu yang menyelimuti langit. Selain itu, kerikil halus dan pasir vulkanik juga menghujani permukiman warga. 

Kondisi darurat ini mendorong Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur mengimbau masyarakat di enam desa yang berada dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) untuk segera menjauh dari pusat erupsi. 

Warga yang hendak ke Pasar Boru pun diminta kembali ke pos pengungsian untuk menghindari potensi letusan susulan.

Erupsi besar ini juga berdampak pada sektor transportasi udara. Kolom abu tebal yang mengarah ke utara, timur laut, dan barat laut memaksa penutupan sementara Bandara Frans Seda di Maumere. 

Penerbangan Wings Air tujuan Larantuka pun terpaksa dibatalkan, sehingga menyebabkan 130 penumpang tidak dapat melanjutkan perjalanan mereka.

Belum genap 24 jam, Gunung Lewotobi kembali meletus pada malam harinya, Senin pukul 19.32 WITA, dengan lontaran abu setinggi 13 kilometer dan dentuman keras yang mengguncang hingga ke Kota Maumere. 

Aktivitas vulkanik belum mereda, karena pada keesokan paginya, Selasa (8/7/2025) pukul 05.53 WITA, gunung kembali mengalami erupsi dengan semburan abu mencapai 4.000 meter dari puncak atau sekitar 5.584 meter di atas permukaan laut. 

Letusan kali ini disertai suara gemuruh lemah yang terdengar hingga ke Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) di Desa Pululera.

Petugas PPGA, Emanuel Rofinus Bere, melaporkan bahwa kolom abu teramati berwarna kelabu pekat mengarah ke barat dan barat laut. 

Letusan tersebut terekam dengan amplitudo maksimum 14,8 milimeter dan berlangsung selama lebih dari tiga menit.

Kepala Desa Pululera, Paulus Sony Sang Tukanyang, menyebut hujan abu tipis masih berlangsung hingga pagi hari. Warga diminta tetap di dalam rumah dan menggunakan masker. 

Namun, ketersediaan masker menjadi masalah mendesak. “Warga kekurangan masker, dan kami khawatir terhadap ancaman penyakit saluran pernapasan,” ujar Paulus dalam keterangan pada Selasa (8/7/2025).

Menyikapi situasi tersebut, PPGA menegaskan status Gunung Lewotobi Laki-laki berada pada level awas atau level IV. 

Masyarakat dilarang melakukan aktivitas dalam radius 6 kilometer dari kawah dan hingga 7 kilometer di sektor barat daya hingga timur laut. 

Selain itu, warga juga diminta waspada terhadap potensi banjir lahar hujan yang bisa mengalir melalui sungai-sungai berhulu di gunung, khususnya yang berada di wilayah Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Nurabelen, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Nawakote.

Dengan intensitas erupsi yang tinggi dan berlangsung dalam waktu berdekatan, pemerintah daerah dan otoritas kebencanaan terus berupaya memberikan peringatan dini dan evakuasi yang efektif. 

Warga pun diimbau untuk tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi dan tetap mengikuti arahan resmi dari pihak berwenang.

Editor: Defri Ngo
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS