PARBOABOA, Jakarta - Hujan deras yang mengguyur wilayah Tapanuli Tengah (Tapteng) dan Kota Sibolga sejak akhir pekan membuat kawasan pesisir barat Sumatera Utara memasuki situasi darurat.
Sejak Minggu (23/11/2025) hingga Selasa (25/11/2025), banjir bandang dan tanah longsor melanda berbagai kecamatan. Ribuan rumah terendam, akses jalan terputus, jaringan komunikasi lumpuh, dan korban jiwa mulai bermunculan.
Gangguan jaringan telekomunikasi menjadi salah satu kendala terbesar dalam pengumpulan informasi maupun koordinasi penyelamatan.
“Terganggu semua jaringan Telkomsel Sibolga Tapteng khususnya Pandan sejak jam 11 tadi sampai sekarang belum bisa komunikasi,” ujar Kadis Kominfo Tapteng Sonny Juanda Nasution, Selasa (25/11/2025).
Dalam situasi terbatas itu, laporan mengenai bencana terus berdatangan. Salah satu peristiwa paling memilukan terjadi di Dusun 1, Desa Mardame, Kecamatan Sitahuis.
Tanah longsor pada dini hari menimbun sebuah rumah dan menewaskan empat warga yang masih satu keluarga, sebagaimana diinformasikan Polres Tapteng pada Selasa (25/11/2025).
Kecurigaan pertama muncul ketika Kepala Desa Mardame, Master Gultom, melihat bagian belakang rumah tertutup material longsor. Setelah pintu rumah didobrak, warga menemukan salah satu kamar telah rata oleh tanah.
Bhabinkamtibmas Aipda Rindu Hutabarat bersama masyarakat segera melakukan evakuasi dan menemukan korban yang terdiri dari seorang ibu dan tiga anaknya.
Keempatnya adalah Dewi Hutabarat (33), Tio Arta Rouli Lumbantobing (7), Vania Aurora Lumbantobing (4), dan Ilona Lumbantobing (3). Suami korban, Poliman Lumbantobing (37), selamat karena sedang berada di luar kota untuk bekerja sebagai sopir.
Langkah Cepat Pemda
Bupati Tapanuli Tengah Masinton Pasaribu menjelaskan bahwa hujan badai yang menerjang sejak Minggu malam telah memicu banjir dan longsor di banyak titik.
“Cuaca ekstrem yang melanda wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah yang terletak di kawasan pantai barat Sumatera Utara mengakibatkan banjir, banjir bandang dan tanah longsor di berbagai lokasi,” ujarnya dalam keterangan, Selasa (25/11/2025).
Ia memastikan warga terdampak telah dievakuasi ke titik aman dengan dukungan BPBD, Basarnas, TNI, dan Polri. Pemerintah daerah juga menyiapkan dapur umum, bantuan logistik, dan pos kesehatan untuk para pengungsi.
"Kami menyiapkan bantuan logistik, dapur umum dan layanan kesehatan di lokasi evakuasi warga," kata Masinton.
Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana Sumut mencatat 1.902 keluarga terdampak banjir yang tersebar di tujuh kecamatan, yakni Kolang, Sarudik, Pandan, Lumut, Barus, dan Tukka.
Data ini bersifat sementara mengingat kondisi di lapangan terus berubah. BPBD Sumut menegaskan bahwa asesmen lanjutan masih berlangsung.
Di tengah situasi yang kian genting, di mana akses utama lumpuh, listrik padam, dan sejumlah wilayah terisolasi, Satuan Brimob Polda Sumut mengerahkan dua unit SAR dari Batalyon C Tapanuli Selatan pada Selasa pagi.
Perintah turun langsung dari Komandan Satuan, Kombes Pol Rantau Isnur Eka, yang meminta peningkatan kewaspadaan dan percepatan penyelamatan.
Namun perjalanan tim SAR tidak mudah. Jalur menuju Sipirok tertutup longsor besar, sementara rute ke Sibolga juga terhambat material tanah dan batu yang menimbun badan jalan di beberapa titik. Curah hujan yang tinggi memperburuk kondisi serta mengganggu komunikasi di lapangan.
Meski begitu, Brimob bersama BPBD, Basarnas, serta unsur pemerintah daerah terus berupaya membuka akses, mengevakuasi warga, mendata kerusakan, serta menyalurkan bantuan darurat.
Operasi dilakukan dalam situasi yang serba terbatas, tetapi kehadiran aparat di daerah terdampak memberi harapan bagi warga yang masih bertahan di lokasi bencana.
BMKG sebelumnya telah memperingatkan potensi cuaca ekstrem di sepanjang pantai barat Sumatera Utara hingga Desember 2025. Peringatan itu kini terbukti, dan Tapanuli Tengah serta Sibolga menjadi wilayah yang harus menanggung dampaknya paling besar.
Di banyak desa, warga masih hidup dalam kecemasan menunggu cuaca membaik dan bantuan tiba. Sementara itu, tim gabungan terus berpacu memastikan akses terbuka dan setiap warga mendapat pertolongan.
