Misteri Hilangnya Artikel BBC tentang Tragedi 1965 di Kanada

Salah satu potret tragedi Oktober 1965 di mana anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) tengah dijaga tentara saat dibawa ke penjara di Jakarta (Foto: Dok. National Geographic)

PARBOABOA, Jakarta - Sebuah kabar mengejutkan muncul di media sosial di mana artikel BBC yang membahas tragedi 1965 dilaporkan tidak lagi bisa diakses oleh pengguna di Kanada. 

Fenomena ini segera memicu perdebatan. Di satu sisi, isu pemblokiran konten berita di Kanada memang sudah lama muncul sejak diberlakukannya Online News Act (Bill C-18). 

Di sisi lain, topik tentang tragedi kemanusiaan 1965 di Indonesia sendiri tak pernah lepas dari ketegangan politik dan luka sejarah yang belum sembuh. 

Perpaduan antara keduanya menciptakan fakta baru bahwa sejarah yang sulit dibicarakan di tanah air, kini juga “menghilang” dari jagat digital di negara lain.

Mengutip laman CNBC medio 2023 lalu, fenomena ini tak bisa dilepaskan dari kebijakan digital Kanada. 

Sejak Bill C-18 mulai diberlakukan pada 2023, perusahaan teknologi seperti Meta dan Google diwajibkan membayar penerbit berita jika konten mereka dibagikan di platform daring. 

Namun Meta menolak ketentuan ini dan justru memilih memblokir akses ke konten berita bagi seluruh pengguna di Kanada.

Dampaknya luar biasa besar. Banyak tautan berita, termasuk dari media internasional seperti BBC, tak lagi muncul di linimasa, grup, atau unggahan pengguna Facebook dan Instagram. 

Dalam beberapa kasus, tautan bahkan sama sekali tidak bisa dibagikan. "Hal ini membuat banyak jurnalis di Kanada kehilangan jangkauan audiensnya, sementara masyarakat umum kesulitan memperoleh informasi penting," tulis laman Nieman Lab medio 2024 lalu.

Dalam dunia digital, hal ini dikenal dengan istilah geo-restriction atau pembatasan distribusi berdasarkan lokasi. Meski terlihat seperti “sensor”, praktik ini sebenarnya merupakan efek langsung dari kebijakan hukum di Kanada dan keputusan bisnis Meta.

Namun, masalah menjadi lebih kompleks karena pembatasan ini kerap berdampak pada akses publik terhadap berita penting, terutama dalam situasi darurat. 

Hal serupa terjadi saat peristiwa kebakaran hutan di Kanada, di mana banyak media lokal mengeluhkan bahwa berita peringatan publik tidak bisa disebarluaskan di Facebook akibat kebijakan blokir tersebut.

Sensitivitas Topik 1965

Kecurigaan terhadap “sensor” tak bisa dilepaskan dari konteks isi artikel itu sendiri. Peristiwa 1965 merupakan salah satu episode paling kelam dalam sejarah bangsa Indonesia. 

Ratusan ribu orang terbunuh dalam kekacauan politik yang kemudian mengantarkan rezim otoritarianisme Orde Baru (Orba) berkuasa.

Selama lebih dari tiga dekade, narasi resmi negara menggambarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) sebagai dalang tunggal peristiwa tersebut, sementara militer diglorifikasi sebagai penyelamat bangsa. 

Versi lain dari peristiwa ini, utamanya yang menyoroti keterlibatan aktor negara, kekuatan asing, atau pola kekerasan sistematis dilarang beredar di ruang publik. Buku, film, hingga karya jurnalistik yang menantang narasi itu kerap disensor atau bahkan dilarang total.

Baru setelah reformasi, sejumlah peneliti dan jurnalis mulai membuka kembali arsip dan kesaksian yang lama disembunyikan.

Dokumen "National Security Archive di Washington DC" menunjukkan bahwa pemerintah Amerika Serikat kala itu mengetahui, bahkan memantau dari dekat, pembantaian massal yang terjadi di Indonesia.

Kini, banyak proyek akademik dan dokumenter berusaha merekam ulang kebenaran sejarah itu. Salah satunya adalah proyek Exposed: A Visual History of the Destruction of the Indonesian Left karya sejarawan Geoffrey Robinson dan Douglas Kammen. 

Karya ini menyajikan foto-foto dan arsip visual kehancuran kelompok kiri di Indonesia. Proyek semacam ini berupaya menantang narasi tunggal yang selama puluhan tahun mendominasi ruang publik Indonesia.

Karena sensitivitas tersebut, setiap artikel yang membahas 1965, apalagi yang diterbitkan oleh media besar seperti BBC, sering kali menjadi sorotan, bahkan dihadapkan pada tekanan politik dan sosial, baik di Indonesia maupun di luar negeri. 

Maka ketika artikel BBC Indonesia itu tiba-tiba “hilang” di Kanada, banyak orang langsung menduga adanya sensor politik karena mengaitkannya dengan peristiwa serupa yang pernah terjadi di Tanah Air.

Bayang-Bayang Sensor

Apa yang terjadi pada artikel BBC sesungguhnya mengingatkan publik pada pola lama terkait bagaimana kendali atas narasi sejarah dapat berubah bentuk sesuai dengan zamannya.

Jika pada masa Orba kendali itu dilakukan melalui lembaga sensor, kurikulum sekolah, dan media cetak, maka di era digital kini ia hadir dalam bentuk algoritma, kebijakan platform, dan regulasi digital lintas negara.

Selama lebih dari tiga dekade, masyarakat Indonesia hanya mengenal satu versi kebenaran tentang 1965. Generasi muda tumbuh dengan memori yang disusun oleh propaganda, bukan oleh kesaksian para korban. 

Kini, ketika upaya membuka ruang diskusi mulai tumbuh, pembatasan digital seperti yang terjadi di Kanada justru menambah ironi baru di mana sejarah yang dulu dibungkam oleh negara, kini bisa terhapus secara diam-diam oleh algoritma.

Namun, upaya para peneliti, jurnalis, dan seniman yang terus menggali arsip, mempublikasikan temuan, serta menyuarakan keadilan, menunjukkan bahwa kebenaran tidak bisa dihapus sepenuhnya, baik oleh sensor politik maupun sistem digital.

Editor: Defri Ngo
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS